Jumat, 20 Juli 2012

RAMADAN DI INGGRIS


                GREAT BRITISH ISLAM SAMBUT RAMADAN DI INGGRIS

         London, 21/7 (ANTARA) - Perjalanan masuk Agama Islam di Inggris  sejak beberapa abad silam dan kisah William Henry Quilliam sebagai orang Inggris pertama yang menjadi muslim, ditayangkan stasiun televisi BBC London.

        Tayangan selama dua jam dalam dua seri yang berjudul "Great British Islam" itu, menyambut bulan suci Ramadan 1433 Hijriah tahun 2012 oleh umat Islam di Inggris, mulai dilaksanakan Jumat, di musim panas dimulai pukul 2.30 pagi hingga saat Magrib sekitar pukul 09.05 waktu setempat.

        Pengamat masalah sosial dan kandidat Phd dari Essex University,  Hakimul Ikhwan, kepada ANTARA London, Sabtu, mengatakan tayangan Great British Islam di stasiun BBC London mulai Rabu malam itu, bukan hanya menambah pengetahuan mengenai sejarah masuk Islam di Inggris.

        Tayangan itu juga menggugah perasaan sebagai muslim untuk mensyukuri dan respek terhadap komitmen Inggris pada prinsip demokrasi, terutama dalam pengertian menjamin kebebasan berekspresi dan berkeyakinan, ujar Hakimul, dosen Sosiologi Fisipol UGM Yogyakarta.

        Sebelum sampai ke Inggris, tidak pernah terbayangkan pada diri suami Lia Yuliawati bahwa tayangan seperti itu bisa ada di TV Inggris sekelas BBC.

        Dalam hal ini, mungkin Inggris memang terdepan dibanding negara-negara Eropa lainnya, seperti Jerman dan Prancis, ujar ayah satu putri itu pula.

        Menurut dia, tayangan "Great British Islam" sangat menginspirasi, dan banyak hal yang menarik untuk dikomentari.

        Dia menilai, ketangguhan prinsip masyarakat Ingggris (British) terhadap prinsip penghargaan keberagaman/pluralitas.

        Tidak hanya itu, mereka juga memfasilitasi dan menghadirkannya sebagai diskursus di ruang publik melalui media yang paling mudah diakses, yaitu televisi, ujar alumni Pondok Modern Gontor Angkatan 1997.

        Ia mengatakan, perkembangan Islam di Inggris sejak abad 19 sekaligus membantah tesis atau pandangan para Orientalis bahwa Islam berkembang melalui pedang (peperangan).

        Justru yang terjadi di Inggris, sebagaimana juga terjadi di Indonesia, Islam sukses berkembang melalui kemampuan "membumikan" nilai dan ajaran Islam sesuai dengan konteks dan kebutuhan masyarakat lokal, ujar peneli dengan topik "Islamism and Democracy" itu lagi.

        Dalam "Great British Islam", berupa tayangan dokumenter ini, bercerita mengenai seorang tokoh kenamaan Inggris yang mencoba memahami Islam pada pertengahan abad ke-19.

        Bertempat di sebuah bangunan yang kini sudah tampak kusam, William Henry Quilliam, menemukan kedamaian di dalamnya.

        Bangunan bercat putih kusam dengan bagian pintu depan yang terlihat reyot dan pintu belakang penuh dengan coretan grafiti, serta sarang burung dara dan jamur yang melekat pada hampir seluruh permukaan dinding yang menyimpan cerita panjang mengenai Islam di Negeri Ratu Elizabeth II ini.

        Bangunan yang menjadi saksi bisu sejarah perkembangan Islam di Inggris pada abad ke-19 dan 20 Masehi ini, adalah milik William Henry Quilliam yang menjadi fokus menarik mengenai keberadaan Islam pertama kalinya di Inggris Raya.

        Hakimul mengatakan, Islam dalam konstruksi masyarakat Inggris saat itu identik dengan kebodohan dan kepicikan ("narrow minded"), sehingga Quilliam mendakwahkan Islam melalui bahasa ilmu pengetahuan.

        Merujuk sejarah tersebut, kesadaran yang perlu dibangun adalah kontekstualisasi Islam mengatasi berbagai persoalan kekinian, bukan justru menjadi bagian masalah kekinian, kata dia.

        "Jika tidak, maka ancaman kebangkrutan niscaya terjadi, mengingat perkembangan Islam di Inggris tidak terjadi dalam relasi penaklukkan atau peperangan sehingga wajah Islam Inggris cenderung lebih lentur, fleksibel, dan egaliter," ujar dia lagi.

        Menurut dia, sebagaimana terjadi di Indonesia, Islam berkembang di Inggris melalui proses kultural yang dibangun melalui jaringan sosial dalam komunitas di tingkat lokal.

        Karenanya, Islam hadir dalam beragam wajah dan ekspresi di tengah keragaman sosial masyarakat Inggris Raya.

        Gelombang besar migrasi ke penjuru wilayah Inggris Raya dalam beberapa dekade terakhir, terutama awal abad 21, sekaligus menambah besar keragaman wajah Islam di Inggris Raya, ujar Hakimul yang meraih gelar Master dari University of Nottingham itu pula.

        
                Sang Penyair
   William Henry Quilliam menurut laman Wikipedia adalah pria kelahiran Liverpool, 10 April 1856 yang berasal dari keluarga kaya raya.

        Ayahnya, Robert Quilliam, adalah seorang pembuat jam.

        Sejak kecil William sudah mendapatkan pendidikan yang memadai, dan oleh kedua orang tuanya disekolahkan di Liverpool Institute dan King William's College.

        Pada kedua lembaga pendidikan ini, ia mempelajari bidang hukum, dan pada 1878, William memulai karier sebagai seorang pengacara.

        William tumbuh dan dibesarkan sebagai seorang Kristen.

        Agama Islam baru dikenalnya ketika ia mengunjungi wilayah Prancis selatan pada 1882.

        Sejak saat itu, dia mulai banyak mempelajari mengenai Islam dan ajarannya.

        Ketertarikannya terhadap Islam semakin bertambah saat ia berkunjung ke Aljazair dan Tunisia.

        Sekembalinya dari mengunjungi Maroko, William merealisasikan keinginannya untuk berpindah keyakinan ke agama Islam.

        Setelah masuk Islam, ia mengganti namanya menjadi Abdullah Quilliam.

        Usai menyandang nama baru ini, William gencar mempromosikan ajaran Islam kepada masyarakat Liverpool.

        Untuk mendukung syiar Islam di kota tempat kelahiran The Beatles itu, William mendirikan lembaga bagi mereka yang ingin mengetahui dan belajar tentang Islam.

        Pada 1889, ia pun mendirikan Liverpool Muslim Institute.

        Tak hanya sebatas menjadi pusat informasi Islam, Abdullah kemudian memfungsikan bangunan Liverpool Muslim Institute menjadi tempat beribadah bagi komunitas Muslim Liverpool.

        Bangunan itu mampu menampung sekitar seratus orang jemaah.

        Pendirian masjid ini kemudian diikuti oleh pendirian sebuah perguruan tinggi Islam di Kota Liverpool, dan sebuah panti asuhan bernama Madina House.

        Pimpinan perguruan tinggi Islam itu, Abdullah menunjuk Haschem Wilde dan Nasrullah Warren.

        Sebagaimana pujangga Inggris William Shakespeare, William Henry Quilliam/Abdullah Quilliam ini dikenal aktif sebagai penulis sastra, dan berupaya menarik simpati masyarakat non-Muslim di Liverpool melalui karyanya.

        Dalam rentang waktu sepuluh tahun, dia berhasil mengislamkan lebih dari 150 warga asli Inggris, baik dari kalangan ilmuwan, intelektual, maupun para pemuka masyarakat termasuk ibunya yang semula seorang aktivis Kristen.

        Berbagai tulisannya mengenai Islam diterbitkan melalui media The Islamic Review dan The Crescent yang terbit dari 1893 hingga 1908 dan beredar luas secara internasional.

        Harian The Independent menulis bahwa William memanfaatkan ruang bawah tanah masjid sebagai tempat untuk mencetak karya-karya tulisnya.

        William menerbitkan tiga edisi buku dengan judul The Faith of Islam pada 1899.

        Bukunya ini sudah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa dunia.

        Ratu Victoria dan penguasa Mesir termasuk di antara tokoh dunia yang pernah membaca bukunya.

        Berkat The Faith of Islam, dalam waktu singkat nama Abdullah Quilliam dikenal luas di seluruh negeri-negeri Muslim. 
   Dia juga  menjalin hubungan dengan komunitas Muslim di Afrika Barat, dan mendapatkan penghargaan dari pemimpin dunia Islam.

        Bahkan, ia mendapat gelar Syekh al-Islam dari Sultan Ottoman (Turki Usmani), Abdul Hamid II, pada 1894, dan diangkat sebagai Atase Khusus Negeri Persia untuk Liverpool.***3***
(T.ZG)


(T.H-ZG/B/B014/B014) 21-07-2012 06:28:19

GADIS RUSIA


GADIS RUSIA KE KBRI BERSELENDANG TORAJA

         London, 21/7 (ANTARA) - Gadis Rusia yang tinggi semampai ini berkulit agak kecoklatan seperti habis tersengat sinar matahari dan tidak seperti pada umumnya kulit orang Rusia yang kelihatan putih datang ke KBRI Moskow mengenakan pakaian dari ujung rambut hingga ujung kaki buatan Indonesia.

        "Baju ini saya beli di Bandung, selendang di Toraja, dan sepatu sandal dari Semarang", katanya dalam Bahasa Indonesia dengan fasih kepada Sekretaris Dua Fungsi Pensosbud  KBRI Moskow, Enjay Diana baru-baru ini.

        Enjay Diana mengatakan kepada ANTARA London, Sabtu bahwa gadis ini bernama Lena Korchagina kelahiran 13 Mei 1988, baru kembali dari Indonesia setelah sekitar sembilan bulan belajar Bahasa Indonesia melalui Program Darmasiswa Pemerintah Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.

         "Saya khusus datang ke KBRI Moskow untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Indonesia dan KBRI Moskow atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk ikut Program Darmasiswa", ujar gadis yang mempunyai tinggi badan 173 cm dan berat 63 kg ini.

         Menurut Lena, sembilan bulan begitu cepat berlalu. Banyak sekali kenangan dan kesan yang sangat menarik selama di Indonesia. Selain memperdalam Bahasa Indonesia di IKIP PGRI Semarang, Lena belajar juga seni dan budaya Jawa, seperti gamelan, tari dan lagu. Bahkan pernah diajak bermain film "Soegija" bersama teman-temannya.

         "Program ini sangat bermanfaat. Saya berharap dapat memberikan kontribusi dalam mendekatkan hubungan kedua bangsa dengan pengetahuan tentang Indonesia yang saya miliki", kata gadis kelahiran Voronezh yang berjarak 514 km ke arah selatan Moskow.

        Sekembali dari Indonesia, Lena meneruskan aktivitasnya yang sempat tertunda beberapa waktu lalu. Pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan selama di Indonesia diharapkan dapat mendukung kesibukannya di bidang sosial kemasyarakatan, seperti mengajar anak-anak di St. Petersburg yang menjadi kota tempat tinggalnya saat ini.

   
Begitu dekat
   Lena mengatakan sudah merasa begitu dekat dengan Indonesia dan berharap bisa kembali lagi mengunjungi negara yang kaya akan seni dan budaya, keindahan alam dan keramahan masyarakatnya.

         "Orang Indonesia selalu tersenyum, ramah dan suka menolong. Saya senang tinggal di sana", ujar Lena.

        Selama di Indonesia, Lena pernah mengunjungi berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Pontianak, Tana Toraja, Tanjung Puting dan Pantai Bira. Berbagai jenis makanan nusantara sudah pula dicobanya, mulai dari gado-gado, soto, hingga gorengan.

        Sebelumnya, semangat untuk memperdalam bahasa dan budaya Indonesia tergugah dari dorongan ayah angkatnya, Svet Zakharov yang merupakan seorang ahli tentang Indonesia atau Indonesianis yang menggeluti Indonesia lebih dari setengah abad.

         "Saya ingin ada generasi penerus saya yang mengetahui banyak tentang Indonesia", ujar Svet Zakharov. 
   Lena merupakan salah satu dari sekian generasi muda Rusia yang memperdalam bahasa dan seni budaya Indonesia melalui Program Darmasiswa. Akan tetapi, jumlah peserta dari Rusia selama ini belum begitu banyak.

        Menurut Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik, Belarus Djauhari Oratmangun, dengan perkembangan hubungan kedua bangsa yang semakin pesat, dibutuhkan spesialisasi-spesialisasi tentang Indonesia di Rusia yang saat ini jumlahnya masih terbatas.

        "Rusia dan Indonesia bangsa yang besar yang berdampak pada besarnya kepentingan hubungan kedua negara. Diharapkan akan lebih banyak lagi di masa yang akan datang peserta dari Rusia yang ikut Program Darmasiswa dengan penambahan kuota bagi Rusia sehingga akan melahirkan spesialis-spesialis baru yang dapat menjembatani hubungan kedua bangsa", kata Djauhari Oratmangun.   ***3***
(ZG/b/a011)
(T.H-ZG/B/A011/A011) 21-07-2012 07:03:54


               

Rabu, 18 Juli 2012

HUB RI - IRLANDIA


DUBES : HUBUNGAN RI - IRLANDIA PERLU PENINGKATAN

          London, 18/7 (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia, T. M. Hamzah Thayeb  mengakui hubungan RI-Irlandia masih memerlukan upaya peningkatan di segala bidang terutama pada investasi, perdagangan, pariwisata dan pendidikan.

         Ha itu disampaikan Dubes dalam kunjungan kerja ke Dublin, Irlandia menghadiri  Asia Pacific Ireland Business Forum (APIBF), demikian Sekretaris Pertama KBRI London Vitto Rafael Tahar kepada ANTARA London, Rabu.

         Vitto Rafael Tahar mengatakan kegiatan AIPBF ini merupakan forum reguler dari kalangan usaha Irlandia yang memfokuskan pada upaya peningkatan pemahaman kalangan usaha setempat terhadap perkembangan kondisi dan situasi bisnis di kawasan Asia, serta peluang yang dapat dimanfaatkan oleh kalangan usaha Irlandia.

         Dubes T. M. Hamzah Thayeb  menjadi panelis pada sesi diskusi mengenai potensi ekonomi dan bisnis di Asia yang dipandu oleh mantan Menlu Irlandia, Dick Spring bersama-sama dengan Duta Besar beberapa negara Asia lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Filipina.

         Dalam kesempatan ini Dubes RI telah menyampaikan Indonesia saat ini telah mengalami transformasi dalam skala besar, dari negara yang memiliki sistem yang otoriter menjadi negara demokratik dan terbuka seperti saat ini.

         Dikatakannya kondisi ekonomi Indonesia saat ini sangat positif yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi tinggi. 
    Sementara itu tingkat permintaan domestik yang tinggi telah memperkuat daya tahan perekonomian Indonesia, sehingga tidak banyak terpengaruh oleh kondisi krisis Eurozone dewasa ini. Kondisi yang positif ini tentunya menawarkan banyak peluang bisnis bagi kalangan usaha Irlandia, ujarnya.

         Dubes RI juga menggunakan pertemuan tersebut untuk mengundang para pengusaha Irlandia untuk turut menghadiri Trade Expo yang akan diselenggarakan di Jakarta, Oktober 2012.

         Sementara itu dalam kesempatan di luar forum, Dubes RI melakukan audiensi singkat, bersama beberapa Duta Besar negara Asia lainnya, kepada PM Irlandia, Enda Kenny TD yang telah hadir memberikan keynote speech dalam forum APIBF tersebut.

         Vitto Rafael Tahar mengatakan kehadiran Duta Besar RI juga banyak mendapatkan perhatian dan antusiasme kalangan usaha Irlandia yang menanyakan secara langsung mengenai kondisi dan peluang bisnis di Indonesia.

         Dikatakannya masih perlu kiranya ditingkatkan upaya-upaya untuk lebih mengenalkan Indonesia kepada kalangan bisnis Irlandia, mengingat masih belum maksimalnya pemahaman terhadap Indonesia.

         Selanjutnya kesempatan ini telah dimanfaatkan pula oleh KBRI London untuk berpartisipasi dalam kegiatan pameran investasi dan perdagangan bersama beberapa perwakilan negara Asia lainnya, seperti Jepang, Korea, Malaysia, Filipina dan Vietnam yang dilaksanakan sela-sela kegiatan APIBF tersebut.

         Forum APIBF ini merupakan forum yang dibentuk oleh lembaga Gaelic Athletic Association (GAA), asosiasi penggemar olah raga tradisional Irlandia di kawasan Asia, dengan tujuan memanfaatkan jejaring GAA untuk mendukung aktivitas bisnis kalangan usaha Irlandia di kawasan Asia.

         Pada awalnya forum APIBF lebih banyak melakukan aktivitas di berbagai kota kawasan Asia, namun sejak tahun 2011 kegiatan APIBF tersebut telah diselenggarakan di Irlandia.

         Pelaksanaan APIBF untuk tahun ini menggunakan tema "Asia Now" untuk semakin menekankan pentingnya kawasan Asia bagi perekonomian Irlandia.

         Selanjutnya forum APIBF ini akan diselenggarakan kembali di Kuala Lumpur pada bulan Oktober 2012 mendatang.

    ***3***
(ZG)

                       

(T.H-ZG/B/E008/E008) 18-07-2012 06:33:52

Selasa, 17 Juli 2012

GELIAT OLIMPIADE



GELIAT OLIMPIADE TERASA DI BANDARA HEATHROW LONDON

     London, 17/7 (ANTARA) -Geliat Olimpiade London sudah mulai terasa pada saat penumpang tiba di Bandara Heathrow yang sejak seminggu lalu menyediakan jalur khusus untuk para atlet dan kontingen dari berbagai negara yang mulai berdatangan di London.

       Pada saat ANTARA tiba di Bandara Heathrow, terdapat banyak sukarelawan yang mengenakan busana seragam warna unggu muda menyambut para atlet dan pejabat olahraga dari seluruh dunia mulai berdatangan ke Perkampungan Olimpiade, 11 hari sebelum pembukaan tanggal 27 Juli.

       Salah seorang petugas sukarelawan di Bandara Heathrow, Andrew  kepada ANTARA London mengatakan setiap atlet maupun kontingen dari seluruh negara peserta bisa langsung membuat kartu tanda pengenal atau ID langsung di Bandara dengan menunjukkan nomor registrasi.

        Operator bandara, BAA, mengatakan kehadiran atlet dan pejabat olahraga dalam jumlah besar diperkirakan pada tanggal 24 Juli, tiga hari sebelum pembukaan Olimpiade, sementara jurubicara Heathrow mengatakan para atlet dari 50 negara akan mendarat melalui bandar di Heathrow yang  akan memproses lebih dari 236.000 penumpang.

        Bandara udara Heathrow mencatat hari tersibuk Senin  dengan gelombang kedatangan para atlet dan para pejabat dari lebih 50 negara dan untuk menangani gelombang penumpang itu, Heathrow mengerahkan 1.000 sukarelawan untuk menyambut tim Olimpiade.

        Para sukarelawan mengarahkan atlet dan para pejabat menuju bus atau kereta menuju Perkembangan Olimpiade. Bus-bus Olimpiade untuk mengangkut atlet ini melalui jalur khusus yang disiapkan di jalan-jalan menuju kawasan Olimpiade di Stratford, London timur.

        Penunjuk jalan pun sudah dipasang di stasiun kereta api bawah tanah dan dimulai dari bandara Heathrow, dengan penunjuk arah jalan ke berbagai venue dan lengkap stasiun yang akan dituju yang memudahkan para atlet penonton maupun kontingen dari berbagai negara untuk mencari tempat  tujuan.

     

                                                                Seragam buatan Indonesia

   Para relawan direkrut diawal pertama London diumumkan sebagai kota penyelenggara Olimpiade 2012, mendapatkan satu set seragam berwarna pink keungguan muda lengkap dengan tas pungung yang bertuliskan voluntir dan sepatu Adidas made in Indonesia.

        Sementara itu, beberapa warga Indonesia yang tinggal di Inggris menjadi tenaga sukarelawan terkejut ketika mendapatkan seragam uniforms dan travel card yang disediakan oleh panitia.

       Uniform-nya cukup menarik warna dan kelengkapannya, seperti jaket, topi, botol air minum, tas, sepatu, kaos serta celana panjang termasuk buku panduan selama olimpiade.

        "Waktu saya mencoba uniformnya saya merasa kaget dan bangga. Ternyata jaket, celana panjang, kaos, kaos kaki semua buatan Indonesia. Wah jauh juga perjalanan uniform olimpiade London 2012, " demikian Tiwi Price yang mendapat tugas di cabang olahraga bola voli .***3***
(ZG/b/a011)
(T.H-ZG/B/A011/A011) 17-07-2012 07:53:26

               

CHILDREN SPORT GAMES


INDONESIA DULANG EMAS DI CHILDREN SPORT GAMES

         London, 13/7 (ANTARA) - Kontingen Indonesia berhasil menyabet dua emas, empat perak dan lima perunggu dalam The 5th International Sport Games Children of Asia yang berlangsung di Republik Sakha (Yakutia), Rusia hingga 15 Juli.

        Dua medali emas disabet dari cabang atletik  yaitu lari 1000 meter oleh Hadi Nur Ehsan dan Aprilia Kartina. Sedangkan empat perak di cabang taekwondo dan  lima medali perunggu dari cabang renang, ujar Penanggung jawab Fungsi Pensosbud KBRI Moskow Aji Surya kepada ANTARA London, Jumat.

        "Sebenarnya ada satu medali lagi di cabang renang gaya ganti perorangan namun dibatalkan karena ada kesalahan teknis dalam pembalikan badan," ujar staf kantor Kemenpora yang menyertai tim Indonesia, Edi Susila.

         Indonesia masih bisa menaruh harapan tinggi dari beberapa cabang yang akan dimainkan dalam beberapa hari tarakhir, khususnya panahan dan renang. Optimisme dari pelatih bahwa di dua cabang yang tersisa tersebut Indonesia mampu mendulang beberapa medali, ujar M Aji Surya.

          Sementara itu, Dubes RI Moskow, Djauhari Oratmangun, yang sempat menyaksikan langsung jalannya beberapa cabang perlombaan, menilai prestasi tim Indonesia boleh dibilang membanggakan. Maklum  lawan Indonesia adalah tim-tim tangguh seperti dari Rusia, China, Iran, Kazakhstan dan Jepang serta atlet dari negara lainnya.

         "Saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri anak-anak kita berjuang di tengah persaingan yang amat sangat ketat. Sebuah kebanggaan manakala anak negeri mampu menyingkirkan atlet dari negara-nagara yang selama ini terlalu tangguh untuk dilawan," ujar Djauhari Oratmangun.

        Duta Besar mengakui pada dasarnya anak-anak Indonesia memiliki kecakapan yang memadai untuk tampil dan memenangi aneka pertandingan di tingkat internasional. Yang diperlukan pembinaan yang tepat, pemberian fasilitas yang memadai serta jaminan masa depannya.

          "Kalau tiga hal itu dipenuhi, nama Indonesia bisa berkibar dalam percaturan olahraga dunia," ujarnya.

        The 5th International Sport Games Children of Asia merupakan kegiatan empat tahunan yang diadakan di Republik Sakha (Yakutia), Rusia Timur diikuti oleh 26 negara Asia.

        Kontingen Indonesia terdiri atas 30 atlet yang bermain di cabang panahan, renang, taekwondo dan atletik. Kegiatan ini diorganisasikan secara serius dengan fasilitas yang memadai sehingga mendorong anak-anak untuk berpestasi.

        Republik Sakha  terletak di bagian Siberia dengan luas wilayah 3.1 juta km persegi, atau kisaran tiga kali luas Indonesia dihuni 950 ribu orang dengan  temperatur yang sangat ekstrem, berkisar dari 40 derajat Celcius di musim panas. Penghasilan utamanya berasal dari berlian, batubara, minyak dan gas. ***3***
(ZG/c/a011)
(T.H-ZG/C/A011/A011) 13-07-2012 06:30:22